Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara -
Pendidikan
dapat dimaknai sebagai ‘menuntun hidup dan tumbuhnya anak-anak’. Hal ini
berkaitan dengan Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (filosopi
KHD).
Pendidikan itu menuntun
Sebagai
makhluk hidup dan makhluk bersosial,
anak-anak hidup
dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Guru
merupakan salah satu faktor dalam pembentukan hidup seorang anak. Oleh sebab
itu hidup dan tumbuhnya anak terletak di luar kecakapan atau kehendak kita
sebagai kaum pendidik. Namun, guru hanya mampu memaksimalkan yang sudah baik
dalam diri anak dan tidak menegaskan pada hal-hal yang kurang baik bagi anak.
Seperti dalam teori yang terkenal dengan nama convergentie-theorie. Teori ini
mengajarkan, bahwa anak yang dilahirkan itu dikonotasikan sebagai sehelai
kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu buram. Lebih
lanjut menurut aliran ini, pendidikan itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan
segala tulisan yang buram dan yang berisi baik, agar nanti tampak sebagai budi
pekerti yang baik. Segala tulisan yang berisikan arti jahat hendaknya
dibiarkan, agar tidak menjadi tebal, bahkan semakin buram. Guru selain menjadi penuntun, hal yang perlu
dimiliki adalah kemampuan untuk menguasai Diri (ing madya sung tulado). Dalam
Pendidikan Budi Pekerti, setiap anak memiliki watak yang berbeda. Yakni,
Pertama, dinamakan bagian yang intelligible, bagian yang berhubungan dengan
kecerdasan angan-angan atau pikiran (intelek) serta dapat berubah menurut
pengaruh pendidikan atau keadaan. Kedua, dinamakan bagian yang biologis, yakni
bagian yang berhubungan dengan dasar hidup manusia (bios = hidup) dan yang
dikatakan tidak dapat berubah lagi selama hidup. (modul 1.1).Budi Pekerti memiliki definisi atau pengertian yang bermacam-macam. Oleh karena itu sebaiknya kita memiliki keterangan jelas dalam mendefinisikan budi pekerti. Sikap dan perilaku demikian mengandung lima jangkauan yakni
1. Sikap dan perilaku dalam hubunganya dengan Tuhan
2. Sikap dan perilaku dalam hubungan dengan diri sendiri
3. Sikap dan perilaku dalam hubungan dengan keluarga
4. Sikap dan perilaku dalam hubungannya bersama masyarakat dan bangsa
5. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Perbedaannya adalah :
a. Montessori mementingkan pelajaran panca indra, hingga ujung jari pun dihidupkan rasanya, menghadirkan beberapa alat untuk latihan panca indra dan semua itu bersifat pelajaran. Anak diberi kemerdekaan dengan luas, tetapi permainan tidak dipentingkan.
b. Frobel juga mendjaikan panca indra sebagai konsentrasi pembelajarannya, tetapi yang diutamakan adlah permainan anak-anak, kegembiraan anak, sehingga pelajaran panca indra juga diwujudkan mengjadi barang-barang yang menyenangkan anak. Namun, dalam proses pembelajarannya anak masih diperintah.
c. Taman Siswa bisa dikatakan memaknai kedua metode tersebut, akan tetapi pelajaran panca indra dan permainan itu tidak dipisah, yaitu dianggap satu. Sebab, Taman Siswa terdapat kepercayaan bahwa dalam segala tingkah laku dan segala kehidupan anak-anak tersebut sudah diisi Sang Maha Among (Pemelihara) dengan segala alat-alat yang bersifat mendidik anak.
Asas
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.
Dasar
Dasar Pendidikan yang Menuntun
Dalam
proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam
memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan
kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan
dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan
seorang pendidik mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain
(menjadi manusia dan anggota masyarakat).
Kodrat
Alam dan Kodrat Zaman
Pendidikan
anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan
dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Keduanya tidak dapat dipisahkan sehingga
saling berkaitan, artinya kita sebagai guru harus mampu mengajar dan menguasai
kebutuhan media dan informasi disesuaikan dengan keadaan zaman misalnya saat
ini penggunaan teknologi dapat diterapkan namun tetap mengkontrol penerapannya
tersebut dan harus tetap sesuai dengan keadaan sekitar (kodrat alam).
Budi
Pekerti
Menurut KHD dalam pembentukan budi pekerti hal yang utama adalah keluarga. keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya. Sehingga diperlukan bagi seorang pendidik untuk membuat anak menjadi nyaman, menganyomi, penuh kasih saying seperti dikeluarganya sendiri.
Setelah
mempelajari modul ini saya
belajar hal-hal yang baru yang dapat menjadikan seorang pendidik yang berkualitas
dan saya semakin tersadar bahwa kita harus tetap mengupgrade ilmu. dengan modul ini sayapun lebih dapat
berintrospeksi diri untuk lebih baik lagi.
Sebelumnya saya akan menuliskan beberapa hal yang pernah saya lakukan sebelumnya.
Menurut KHD dalam pembentukan budi pekerti hal yang utama adalah keluarga. keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya. Sehingga diperlukan bagi seorang pendidik untuk membuat anak menjadi nyaman, menganyomi, penuh kasih saying seperti dikeluarganya sendiri.
Sebelumnya saya akan menuliskan beberapa hal yang pernah saya lakukan sebelumnya.
- Selama ini saya mendidik dengan model pembelajaran yang lama yaitu sering melakukan ceramah, penggunaaan teknologi hanya sesekali.
- Dalam pembuatan keputusan guru merupakan actor utama.
- Pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas dan tidak bervariasi.
Namun,
setelah memahami filosofi KHD membuat mind set sebagai pendidik
berubah,
diantaranya :
- Saya akan menjadi pendidik yang dapat mengikuti zaman namun tetap mempertimbangkan kodrat alam yang ada di tempat saya khususnya di majalengka.
- Ketika memutuskan sesuatu, saya tidak lagi menjadi aktor utama, namun saya hanya sebagai fasilitator ataupun sebagai pengambil kesimpulan setelah pendapat siswa telah disampaikan.
- Saya membuat design pembelajaran yang lebih menarik lagi sesuai tema dan kebutuhan serta karakteristik peserta didik zaman sekarang.
- Ketika siswa melakukan kesalahan, saya akan memberika ruang dan waktu untuk menjelaskan latar belakang mengapa mereka melakukan kesalahan itu dan kemudian memintanya menyadari kesalahannya dengan cara saya memberi beberapa pertanyaan. Contohnya :
2. Menurutmu, apakah yang dilakukan itu menyenangkan?
3. Coba, apakah yang Ananda lakukan itu menganggu orang lain?
4. Apakah yang lakukan itu benar atau kurang benar?
5. Menurutmu, perlu tidak ini di lakukan lagi?
§ Memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir kritis dan melakukan
pembelajaran tidak hanya didalam kelas saja.
§ Tidak banyak menuntut untuk selalu mengerjakan
tugas tetapi diberikan
kelonggaran waktu, dengan pembedany adalah sistim
penilaian.
§ Memfasilitasi peserta didik untuk berkesempatan
menanyakan hal yang belum
mereka pahami diluar jam pelajaran.
- Setiap anak diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin. Mereka diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya dengan dipimpin oleh seorang yang sudah ahli dalam pembelaran (model pembelajaran jig saw).
- Peserta didik diberikan kesempatan untuk menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, yaitu penggunaan platform belajar melalui HP. Sesuai dengan kondrat alam dan tuntutan zaman saat ini.
Posting Komentar