Headlines News :
Home » » Cara Penanggulangan Tumbuhan Penggangu (Gulma)

Cara Penanggulangan Tumbuhan Penggangu (Gulma)

Keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya yang pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan, dan dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Gulma harus segera ditanggulangi pertumbuhannya agar tidak berkembang pesat.
Menurut Nasution (1986) : ”Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara lain pengaruh persaingan (kompetisi) mengurangi ketersediaan unsur hara tanaman mendorong efek allelophaty “. Zat allelophaty adalah zat yang bersifat racun bagi tanaman.
Berdasarkan morfologinya gulma dapat dibedakan menjadi 4 golongan Yaitu :
1. Gulma golongan rerumputan ( Grasses )
2.  Golongan teki ( Sedges)
3.  Golongan berdaun lebar ( Broadleaf Weeds)
4.  Gulma pakis-pakisa (fern)

1. Gulma Rerumputan (Grasses)
        Gulma rerumputan umumnya berasal dari family gramineae (poaceae). Gulma ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, di dalam tanah stolon membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya tulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. Contoh gulma rumput-rumputan adalah Imperata cylindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
 

Gb. Imperata cylindrica


2. Gulma Teki-Tekian (Sedges)
        Gulma teki meliputi semua jenis gulma yang termasuk kedalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat. Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
 
Gb. Cyperus rotundus


3. Gulma Daun Lebar (Broadleaves)
         Gulma berdaun lebar umumnya termasuk family Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman budidaya berupa kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp.
 

Gb. Monocharia vaginalis



4. Gulma Pakis-Pakisan (Fern)
Gulma pakis-pakisan (Fern) misalnya : pakis kadal (Dryopteris Aridus), pakis Kinca (Neprolepsis Biserata), paku pedang (Neprolepsis Exaltata)
 

Gb. Paku Pedang (Neprolepsis Exaltata)

Teknik Pengendalian Gulma
         Prinsip pengendalian gulma adalah usaha yang dilakukan untuk menekan laju perkembangbiakan gulma agar tidak mengganggu tanaman budidaya. Gulma di lahan pertanian tidak harus selalu dikendalikan dari awal sampai panen. Pengendalian harus dilakukan pada waktu yang tepat, sehingga biaya, waktu, dan tenaga dapat lebih hemat. Waktu yang tepat untuk mengendalikan gulma adalah waktu periode kritis tanaman, yaitu periode di mana tanaman sangat peka terhadap faktor lingkungan. Periode ini biasanya terjadi umur 1/4 atau 1/3 sampai 1/2 umur tanaman (Zakaria dan Burhan 1999).
Terdapat beberapa teknik pengendalian gulma yang dapat diterapkan petani melalui usaha pencegahan (preventif), pengendalian secara fisik/mekanis, pengendalian secara kimia serta pengendalian secara biologi.

- Pencegahan (Preventif)
Merupakan suatu usaha pencegahan yang di tujukan  untuk mencegah atau menghalangi dan penyebaran dari satu tempat ke tempat lain.
 Upaya-upaya pengendalian  pencegahan gulma diantaranya:
1. Penyeleksian atau pemisahan biji gulma yang mungkin ikut tercampur di benih atau yang melekat pada alat-alat pertanian.
2. Pembersihan lahan dari gulma sebelum membudidayakan tanaman.
3. Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang guna mencegah kontaminasi biji gulma.
4. Pencegahan pengangkutan tanaman, tanah maupun benda yang memberikan potensi pemindahan biji gulma maupun gulma ke lahan budidaya.

- Pengendalian secara fisik/mekanis
        Merupakan pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani dengan alat-alat pertanian melalui kegiatan pengolahan tanah, pembabatan (pemangkasan), penggenangan, pembakaran dan penggunaan mulsa.

- Pengendalian secara kimiawi
        Suatu upaya pengendalian gulma cara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Cara ini efektif dilakukan karena dapat mengemat waktu dan tenaga namun penggunaan herbisida secara terus menerus pada lahan pertanian berdampak merugikan seperti terjadinya pergeseran gulma dominan, resistensi beberapa jenis gulma, gangguan kesehatan pemakai serta keracunan pada tanaman dan hewan peliharaan. Aplikasi herbisida sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 - 08.00 WIB dan disesuaikan dengan kondisi angin dan curah hujan.
Penggolongan Herbisida berdasarkan daya efektifasnya pada gulma :
1. Herbisida Selektif
         Yaitu herbisida yang dapat menekan atau mematikan jenis tumbuhan  tertentu dari suatu populasi. contohnya Ametrin, Diuron, Oksifluorfen, Klomazon dan Karfentrazon.

2. Herbisida Non Selektif
Yaitu herbisida yang dapat mematikan seluruh jenis gulma contohnya Glifosat dan Paraquat
Penggolongan Herbisida berdasarkan tipe translokasi herbisida di dalam organ gulma yaitu :

1. Herbisida Kontak (tidak ditranslokasikan)
         Merupakan Herbisida yang mampu mematikan setiap bagian gula baik menempel atau kontak langsung dengan bagian tanaman tersebut. Herbisida kontak bersifat tidak dialirkan ke seluruh organ gulma atau tidak ditranslokasikan. Herbisida kontak cepat mematikan gulma namun gulma cepat tumbuh kembali karena mematikan hanya yang terkena herbisida saja sehingga tidak sampai pada akarnya. Contoh dari herbisida kontak Oksifluorfen, Oksadiazon dan Propanil. Ketiga jenis herbisida ini bersifat selektif yaitu efektif mematikan gulma jenis tertentu sedangkan Parakuat dan Glufosinat bersifat non selektif sehingga dapat mematikan seluruh jenis gulma.

2. Herbisida Sistemik (ditranslokasikan)
         Herbisida sistemik yaitu herbisida yang dapat mematikan gulma mulai dari tajuk/daun yang terkena herbisida diteruskan ke seluruh jaringan gulma. Herbisida jenis ini dapat langsung diaplikasikan kepada tajuk gulma maupun ke tanah tempat tumbuh gulma. Contoh herbisida yang dialirkan melalui tajuk adalah glifosat, sulfosat dan ester sedangkan herbisida yang dialirkan melaui tanah adalah Ametrin, Atrazin, Metribuzin dan Diuron.

Beberapa Jenis Herbisida dan Sifatnya
1. Glifosat (Etilen diamine), nama kimiawi N-(phosphonomethyl) glycine merupakan herbisida sistemik non selektif yang diaplikasikan melalui daun, mempunyai spektrum luas, bersifat translokatif kuat, tidak aktif dalam tanah, cepat terdegradasi dan mempunyai kemampuan mengendalikan gulma annual, biennial, dan perennial dari jenis rumput, teki, dan berdaun lebar. Gejala kematian gulma terlihat pada 2 - 4 minggu setelah aplikasi (Lamid et al. 1998).
2. Paraquat atau 1.1-dimethyl-4, 4-bipyridynium (kation) dichloride, termasuk herbisida pasca tumbuh yang bersifat kontak. Herbisida ini tidak dapat diserap oleh bagian tumbuhan yang tidak berwarna hijau seperti batang dan akar, serta hanya mematikan bagian tumbuhan yang terkena butir semprot secara langsung, sedangkan bagian lain yang tidak terkena semprot akan tetap normal (Moenandir 1990).
3. Penoksulam merupakan herbisida golongan sulfonilurea yang dapat digunakan sebagai herbisida pasca tumbuh, setelah mempunyai 3 - 4 daun (Brown 1989; Hay 1990). Herbisida ini mempunyai spektrum yang luas dan mempunyai sifat yang selektif (Mobreg dan Cross 1990).
4. Oksifluorfen merupakan herbisida pra tumbuh yang bersifat selektif dan efektif untuk mengendalikan gulma golongan berdaun lebar dan golongan rumput pada kedelai (Moenandir 1990). Herbisida oksifluorfen ini dapat membunuh biji-biji gulma yang akan berkecambah, sehingga biji-biji gulma tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang.
- Pengendalian secara biologi
         Yaitu  Pengendalian gulma dengan menggunakan organisme hidup,  cara pengendalian biologi biologi dapat dilakukan karena  setiap spesies gulma mempunyai musuh alami. Pengendalian gulma dilakukan dengan menekan populasi gulma dengan musuh alami seperti  insekta, fungi, ternak, ikan, dan sebagainya sehingga keberadaan gulma sudah tidak lagi merugikan. Apabila keadaan ini dapat dipertahankan, usaha pengendalian lain tidak diperlukan.
 
Referensi :
http://dasar-pertanian.blogspot.com/2016/12/klasifikasi-dan-jenis-jenis-gulma.html diakses tgl 22-11-2018
https://www.slideshare.net/Bagus_Permadi/cara-cara-pengendalian-gulma-14644087 tgl 28-11-2018
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/797-teknik-pengendaian-gulma-fisik-biologi-dan-kimiawi-pada-tanaman-kedelai tgl 28-11-2018

Penulis:
Agus Darmawan, SP
Guru SMKN 1 Maja

Share this post :

Posting Komentar

 
Untuk Selalu Tergerak, Bergerak dan Menggerakan
Copyright ©2023 File KBM
Guru Matematika
Halim Aegle Marmelos 2023